BAB
I
PENDAHULUAN
Berbicara
perihal perfilman dan permainan, perkembangan yang dilakukan banyak pakar
teknologi telah terjadi secara pesat dalam upaya menciptakan pengalaman yang
terkesan lebih nyata (real life experience). Di bidang permainan, pengembangan
dimulai dari Interface Graphic yang semakin dipertajam, sampai permainan
berbasis interaksi yang membutuhkan seseorang untuk melakukan sesuai dengan apa
yang dia ingin avatar dalam gamenya lakukan. Dan hal serupa dilakukan pula di
bidang perfilman, dimulai dari pengembangan efek-efek CG yang mendekati
real-life, 3D interface, sehingga menghasilkan sebuah pengalaman buatan yang
mendekati asli yang manusia tidak pernah rasakan sebelumnya.
Dalam
melakukan permainan di konsol PC, player telah terbiasa menggunakan mouse dalam
mengoperasikan kamera yang menjadi point of view avatar dalam game. Tentunya
akan ada masa dimana player dapat melihat point of view game hanya dengan
menggerakan kepalanya dan merasakan perasaan mereka berada di dalam sebuah
game. Hal tersebut tidaklah menjadi hal yang mustahil bila kita menelusuri
perkembangan-perkembangan yang telah terjadi khususnya di tahun 2013 ini. Dalam
hal ini, perkembangan hardware jadi lebih dominan dan lebih terasa dampaknya,
untuk mengimbangi impian-impian manusia di bidang permainan
Dalam
bidang perfilman pun juga sama, selalu ada rasa ketika manusia ingin merasakan
sesuatu yang tidak pernah dan tidak bisa ia rasakan sebelumnya seperti jatuh
dari langit, menelusuri angkasa dan sebagainya. Efek-efek indah dan fantastis
dari sebuah film atau teknologi CG mampu memberikan rasa kagum yang tidak
tersurat secara tersendiri dan tentunya dapat mempengaruhi psikologi manusia
itu sendir.
Oleh
karena itu, dalam kesempatan kali ini, kami akan memberikan pendeskripsian dan
informasi-informasi seputar perkembangan dan keajaiban teknologi dalam bidang
permainan maupun perfilman yang senantiasa selalu menghasilkan sebuah fantasi
dan merealisasikan mimpi hidup dalam keindahan buatan yang mendekati realita.
BAB II
ISI
1. Oculus Rift
Game
bergenre FPS atau First Person Shooter mendapat kabar gembira karena telah
dikembangkan bahkan telah dipublikasikan sebuah helm untuk menunjang gameplay
game tersebut. Sebagai pengganti mouse, helm ini selain memonitor setiap
keadaan dalam game secara real-time (seperti monitor) juga dilengkapi fitur
untuk merotate kamera dalam game seperti halnya yang dilakukan player saat menggerakan
mouse di game FPS.
Oculus
VR selain terus mengembangkan hardwarenya sehingga semakin canggih dan mampu
mendukung banyak game berspesifikasi tinggi, juga mempublikasikan SDK atau
Software Development Kit yang dapat digunakan para developer game-game FPS atau
genre lainnya supaya kompatibel satu sama lain. Hal ini tentu menjadi sebuah
gebrakan baru di gaming industry karena dengan jarak pandang yang luas tanpa
adanya penggiran kamera dan layar membuat para player merasakan sensasi dalam
game secara nyata karena kemanapun player menggerakan kepala, hanya ada gambar
3D bagaikan berada di dalam dunia yang berbeda.
Untuk
sekarang, hanya tersedia Oculus Rift versi development, yang dibeli oleh para
developer game untuk diintegrasikan dengan game-game mereka. Palmer Luckey
sebagai direktur Oculus VR mengatakan bahwa Hardware Oculus Rift final version
dikatakan akan dibanderol dengan harga 300 dollar. Harga yang tergolong murah
bila dibandingkan dengan hardware HMD lain.
2. PrioVR
Setelah
adanya gebrakan yang cukup signifikan oleh Oculus VR, dikembangkan pula PrioVR
untuk melengkapi produk Oculus Rift yang telah disambut baik oleh para gamer.
PrioVR memungkinkan player untuk menggerakan tangan, badan, kaki sesuai dengan
apa yang ia khendaki. Ini berarti tidak hanya sebatas game bergenre FPS, tapi
game action pun akan memungkinkan para player untuk menelusuri gameplay yang
sangat bervariasi sesuai keinginannya sendiri.
PrioVR
tidak sebatas kompatibel dengan Oculus Rift saja, dikatakan bahwa PrioVR mampu
berintegrasi dengan setiap helmet technology dan bahkan bisa digunakan secara
terpisah dengan tujuan menangkap motion secara akurat.
3.
Virtual Human Interaction Lab
Walaupun
sudah bukan hal yang mustahil untuk seseorang merasakan bagaimana rasanya
virtual reality, tetap saja membutuhkan banyak sekali development atau
pengembangan agar kelemahan-kelemahan semakin berkurang dan terus terjadi
peningkatan di sisi kualitas. Stanford’s University yang ada di California
memiliki tim yang dinamai VHIL atau Virtual Human Interaction Lab yang khusus
menangani perkembangan interaksi manusia dengan sebuah dunia virtual.
Manusia
tidak pernah merasakan bagaimana ia terbang ataupun menyelam dan menelusuri
laut yang dalam. Dalam projectnya, VHIL menjawab semua keinginan-keinginan
manusia dengan meneliti banyak hal mulai dari Anatomi digital, Percobaan Tubuh,
sampai pendeteksi bentuk muka dan menganalisanya secara otomatis. Untuk menciptakan sebuah image virtual
reality, VHIL melakukan pendekatan sensorik dengan 3 cara yaitu dengan
menggunakan hardware yang ditanam di dalam tanah, 22 surround-level audio untuk
menciptakan efek suara seperti asli, dan helmet khusus untuk mempengaruhi
penglihatan manusia menjadi virtual reality. Membutuhkan 18 PC untuk rendering
lingkungan yang ada dalam virtual reality dan ada monitor infrared untuk
memonitor subjek.
Orientasi
mereka tidak hanya sebatas meningkatkan kualitas virtual reality yang ada, tapi
juga meneliti bagaimana pengaruh virtual reality terhadap psikologi manusia.
Sehingga orientasinya tertuju pada bagaimana virtual reality mampu mempengaruhi
hidup manusia ke arah yang positif dengan meminimalisir dampak negatifnya.
4.
Sony Personal 3D Viewer
Dalam
dunia perfilman, Sony salah satu perusahaan besar yang berasal dari jepang ini
telah memasarkan produk 3D Viewernya ke dunia perfilman. Dengan 2 layar OLED
yang menampilkan film HD, memberikan kesan 3D karena 2 layar menghasilan 2
image yang kemudian menjadi satu.
Produk
yang memiliki kode HMZ-T3W ini menjanjikan kenyamanan dan sensasi luar biasa
ketika menonton film ataupun bermain game dengan harga sekitar 800 dollar (8
juta rupiah) sejak 11 Oktober 2013 lalu. Dilengkapi dengan 5.1 Surround Sound
membuat para penikmatnya merasakan sensasi berada di tengah bioskop. Tidak
hanya untuk menonton film, dalam menjalankan game console tertentu, Sony
Personal 3D Viewer telah memberikan jaminan kenyamanan karena para player tidak
perlu melihat ke monitor yang tetap, melainkan seluruh pandangannya adalah
monitor tersebut.
Agak
berbeda dengan Virtual Reality, Sony Personal 3D Viewer memiliki orientasi
portabilitas dan kenyamanan dalam menikmati perfilman ataupun gaming dan dengan
memberikan sensasi High Definition membuat para penikmatnya kagum.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berbicara
soal teknologi Virtual Reality maupun HD di bidang permainan ataupun perfilman,
sudah banyak perkembangan yang menjanjikan keajaiban dan fantasi untuk terjadi
di masa depan. Tentunya kenikmatan-kenikmatan buatan tersebut memiliki
dampak positif dan negatifnya sendiri, namun
titik terang perkembangan ini akan sangat dinantikan bagi para penikmat game
dan film.
2. Saran
Kami
berharap agar perkembangan-perkembangan ini dapat semakin berkembang lebih jauh
lagi sehingga manusia mampu menikmati sebuah revolusi yang tidak sama tiap
harinya. Begitu pula dengan teknologi virtual reality agar mampu untuk
meminimalisir dampak negatif yang ada sehingga mampu diterima dengan baik di
kanca perkembangan visual, gaming, film dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment