Sunday, November 3, 2013

New Media di Bidang Gaming dan Sinema



BAB I
PENDAHULUAN
                Berbicara perihal perfilman dan permainan, perkembangan yang dilakukan banyak pakar teknologi telah terjadi secara pesat dalam upaya menciptakan pengalaman yang terkesan lebih nyata (real life experience). Di bidang permainan, pengembangan dimulai dari Interface Graphic yang semakin dipertajam, sampai permainan berbasis interaksi yang membutuhkan seseorang untuk melakukan sesuai dengan apa yang dia ingin avatar dalam gamenya lakukan. Dan hal serupa dilakukan pula di bidang perfilman, dimulai dari pengembangan efek-efek CG yang mendekati real-life, 3D interface, sehingga menghasilkan sebuah pengalaman buatan yang mendekati asli yang manusia tidak pernah rasakan sebelumnya.
            Dalam melakukan permainan di konsol PC, player telah terbiasa menggunakan mouse dalam mengoperasikan kamera yang menjadi point of view avatar dalam game. Tentunya akan ada masa dimana player dapat melihat point of view game hanya dengan menggerakan kepalanya dan merasakan perasaan mereka berada di dalam sebuah game. Hal tersebut tidaklah menjadi hal yang mustahil bila kita menelusuri perkembangan-perkembangan yang telah terjadi khususnya di tahun 2013 ini. Dalam hal ini, perkembangan hardware jadi lebih dominan dan lebih terasa dampaknya, untuk mengimbangi impian-impian manusia di bidang permainan
            Dalam bidang perfilman pun juga sama, selalu ada rasa ketika manusia ingin merasakan sesuatu yang tidak pernah dan tidak bisa ia rasakan sebelumnya seperti jatuh dari langit, menelusuri angkasa dan sebagainya. Efek-efek indah dan fantastis dari sebuah film atau teknologi CG mampu memberikan rasa kagum yang tidak tersurat secara tersendiri dan tentunya dapat mempengaruhi psikologi manusia itu sendir.
            Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, kami akan memberikan pendeskripsian dan informasi-informasi seputar perkembangan dan keajaiban teknologi dalam bidang permainan maupun perfilman yang senantiasa selalu menghasilkan sebuah fantasi dan merealisasikan mimpi hidup dalam keindahan buatan yang mendekati realita.

BAB II
ISI

1. Oculus Rift
Game bergenre FPS atau First Person Shooter mendapat kabar gembira karena telah dikembangkan bahkan telah dipublikasikan sebuah helm untuk menunjang gameplay game tersebut. Sebagai pengganti mouse, helm ini selain memonitor setiap keadaan dalam game secara real-time (seperti monitor) juga dilengkapi fitur untuk merotate kamera dalam game seperti halnya yang dilakukan player saat menggerakan mouse di game FPS.
Oculus VR selain terus mengembangkan hardwarenya sehingga semakin canggih dan mampu mendukung banyak game berspesifikasi tinggi, juga mempublikasikan SDK atau Software Development Kit yang dapat digunakan para developer game-game FPS atau genre lainnya supaya kompatibel satu sama lain. Hal ini tentu menjadi sebuah gebrakan baru di gaming industry karena dengan jarak pandang yang luas tanpa adanya penggiran kamera dan layar membuat para player merasakan sensasi dalam game secara nyata karena kemanapun player menggerakan kepala, hanya ada gambar 3D bagaikan berada di dalam dunia yang berbeda.
Untuk sekarang, hanya tersedia Oculus Rift versi development, yang dibeli oleh para developer game untuk diintegrasikan dengan game-game mereka. Palmer Luckey sebagai direktur Oculus VR mengatakan bahwa Hardware Oculus Rift final version dikatakan akan dibanderol dengan harga 300 dollar. Harga yang tergolong murah bila dibandingkan dengan hardware HMD lain.

2. PrioVR
Setelah adanya gebrakan yang cukup signifikan oleh Oculus VR, dikembangkan pula PrioVR untuk melengkapi produk Oculus Rift yang telah disambut baik oleh para gamer. PrioVR memungkinkan player untuk menggerakan tangan, badan, kaki sesuai dengan apa yang ia khendaki. Ini berarti tidak hanya sebatas game bergenre FPS, tapi game action pun akan memungkinkan para player untuk menelusuri gameplay yang sangat bervariasi sesuai keinginannya sendiri.
PrioVR tidak sebatas kompatibel dengan Oculus Rift saja, dikatakan bahwa PrioVR mampu berintegrasi dengan setiap helmet technology dan bahkan bisa digunakan secara terpisah dengan tujuan menangkap motion secara akurat.
3. Virtual Human Interaction Lab
Walaupun sudah bukan hal yang mustahil untuk seseorang merasakan bagaimana rasanya virtual reality, tetap saja membutuhkan banyak sekali development atau pengembangan agar kelemahan-kelemahan semakin berkurang dan terus terjadi peningkatan di sisi kualitas. Stanford’s University yang ada di California memiliki tim yang dinamai VHIL atau Virtual Human Interaction Lab yang khusus menangani perkembangan interaksi manusia dengan sebuah dunia virtual.
Manusia tidak pernah merasakan bagaimana ia terbang ataupun menyelam dan menelusuri laut yang dalam. Dalam projectnya, VHIL menjawab semua keinginan-keinginan manusia dengan meneliti banyak hal mulai dari Anatomi digital, Percobaan Tubuh, sampai pendeteksi bentuk muka dan menganalisanya secara otomatis.  Untuk menciptakan sebuah image virtual reality, VHIL melakukan pendekatan sensorik dengan 3 cara yaitu dengan menggunakan hardware yang ditanam di dalam tanah, 22 surround-level audio untuk menciptakan efek suara seperti asli, dan helmet khusus untuk mempengaruhi penglihatan manusia menjadi virtual reality. Membutuhkan 18 PC untuk rendering lingkungan yang ada dalam virtual reality dan ada monitor infrared untuk memonitor subjek.
Orientasi mereka tidak hanya sebatas meningkatkan kualitas virtual reality yang ada, tapi juga meneliti bagaimana pengaruh virtual reality terhadap psikologi manusia. Sehingga orientasinya tertuju pada bagaimana virtual reality mampu mempengaruhi hidup manusia ke arah yang positif dengan meminimalisir dampak negatifnya.
            4. Sony Personal 3D Viewer
Dalam dunia perfilman, Sony salah satu perusahaan besar yang berasal dari jepang ini telah memasarkan produk 3D Viewernya ke dunia perfilman. Dengan 2 layar OLED yang menampilkan film HD, memberikan kesan 3D karena 2 layar menghasilan 2 image yang  kemudian menjadi satu.
Produk yang memiliki kode HMZ-T3W ini menjanjikan kenyamanan dan sensasi luar biasa ketika menonton film ataupun bermain game dengan harga sekitar 800 dollar (8 juta rupiah) sejak 11 Oktober 2013 lalu. Dilengkapi dengan 5.1 Surround Sound membuat para penikmatnya merasakan sensasi berada di tengah bioskop. Tidak hanya untuk menonton film, dalam menjalankan game console tertentu, Sony Personal 3D Viewer telah memberikan jaminan kenyamanan karena para player tidak perlu melihat ke monitor yang tetap, melainkan seluruh pandangannya adalah monitor tersebut.
Agak berbeda dengan Virtual Reality, Sony Personal 3D Viewer memiliki orientasi portabilitas dan kenyamanan dalam menikmati perfilman ataupun gaming dan dengan memberikan sensasi High Definition membuat para penikmatnya kagum.








BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berbicara soal teknologi Virtual Reality maupun HD di bidang permainan ataupun perfilman, sudah banyak perkembangan yang menjanjikan keajaiban dan fantasi untuk terjadi di masa depan. Tentunya kenikmatan-kenikmatan buatan tersebut memiliki dampak  positif dan negatifnya sendiri, namun titik terang perkembangan ini akan sangat dinantikan bagi para penikmat game dan film.

2.      Saran

Kami berharap agar perkembangan-perkembangan ini dapat semakin berkembang lebih jauh lagi sehingga manusia mampu menikmati sebuah revolusi yang tidak sama tiap harinya. Begitu pula dengan teknologi virtual reality agar mampu untuk meminimalisir dampak negatif yang ada sehingga mampu diterima dengan baik di kanca perkembangan visual, gaming, film dan sebagainya.